Angin malam mulai berhembus...
Dewi Rembulan pun menunjukkan cahayanya bersama para bintang...
Ah, pertanda pesta akan dimulai...
Terdengar seseorang mengajak seluruh hadirin untuk bergabung di tempat yang telah disiapkan untuk berdansa...
Para pemusik pun mulai memainkan lagu-lagunya...
Tchaikovsky, Beethoven, Pachelbel, sampai yang kontemporer...
Semua orang pun mulai mengajak setiap pasangannya untuk berdansa...
Sedangkan aku, hanya duduk sendirian sambil meminum segelas wine yang sudah disediakan...
Mereka semua berdansa dengan ceria...
Tawa, canda, terpancar dari muka setiap mereka...
"Ah, mungkin pesta ini memang bukan untukku"
Tiba-tiba, aku melihat seorang perempuan...
Ia hanya duduk, melihat semua temannya yang sedang berdansa...
Aku pun memberanikan diri untuk bertanya kepadanya...
Ia pun menjawabku, dan menjelaskan alasannya untuk tidak berdansa karena ia memang tidak bisa melakukan itu...
Aku pun mengajarinya untuk berdansa...
Ya, memang ilmuku hanya didapat dari hasil menonton sejumlah kontes berdansa...
Tapi, akhirnya ia bisa berdansa juga...
Aku pun senang melihatnya dapat berdansa dan tersenyum...
Namun, setelah ia bisa berdansa, ia meninggalkanku...
Ia berdansa dengan orang lain...
Bahkan, ia mendorongku karena tidak ingin berdansa denganku...
Aku pun terluka karena terjatuh di permukaan tanah berbatu...
Aku terpaksa kembali duduk sambil merawat luka-lukaku...
Ditemani segelas wine, aku pun kembali berpikir...
"Ya, mungkin pesta ini bukan untukku"
Tiba-tiba ia kembali datang kepadaku...
Namun, ia tidak mengajakku untuk berdansa, melainkan memukulku...
Ia kesal kepada rekan berdansanya...
Ia melampiaskan kekesalannya kepadaku dan membuat luka-lukaku semakin dalam dan semakin parah...
Setelah itu, ia pun pergi meninggalkanku bersama orang-orang lain karena pesta sudah usai...
Ah, setidaknya aku masih memiliki segelas wine...
Kini, aku pun kembali sendiri...
Mencoba menyembuhkan luka-luka ini...
Sampai aku siap untuk dilukai kembali...
Komentar
Posting Komentar