Langsung ke konten utama

Perhentian terakhir

Langit pun mulai gelap...
Pertanda malam sudah akan tiba...
Ah, sepertinya masih jauh perjalanan ini...
Tapi, badanku sepertinya sudah tidak kuat lagi untuk meneruskan ini semua...

Luka-luka ini tidak membaik, melainkan membusuk...
Infeksi pun mulai nampak di sekujur tubuhku...
Aku pun mulai tidak berdaya menghadapi semua ini...
Wine yang aku miliki pun sudah habis...

Badanku melemah....
Semakin lemah....
Aku pun terjatuh...
Hampir tidak sadarkan diri...

Tiba-tiba, aku melihat seorang perempuan yang mendatangiku...
Ia membangunkanku dan mengajakku ke rumahnya yang tidak jauh dari tempatku terjatuh...
Ia mempersilahkanku duduk di ruang tamunya...
Menunggunya untuk mengambil beberapa obat untuk mengobati luka-lukaku...

Setelah ia memperban dan mengobati luka-lukaku, ia pun bertanya mengenai tujuanku...
Aku hanya menjawab bahwa aku tidak memiliki tujuan, hanya berjalan mengikuti arah angin...
Untuk menjadi pelampiasan...
Bagi mereka yang terluka ataupun dikecewakan...

Setelah mendengar ceritaku, ia pun menawariku untuk tinggal di rumahnya...
Aku menolaknya, tapi ia memaksaku untuk tinggal...
Aku mau tidak mau menerima tawarannya tersebut...
Setelah cukup lama berjalan, aku terpaksa mengakhiri perjalananku di tempat ini...

Aku mulai kehidupan baruku bersama perempuan tersebut...
Ia merawat luka-lukaku dengan penuh kasih...
Ia juga mencintaiku dengan tulus, apa adanya...
Aku pun mengucapkan terima kasih atas semua yang telah ia berikan...
Ah, sambil meminum segelas wine bersamanya...
Aku akhirnya dapat merasakan hidup...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Maksudnya?

Ah... Sudah sekian lama aku menutup segala kemungkinan itu... Sebab, "kegagalan" itu cukup membebani sampai saat ini... "Mengapa aku terlalu tergesa-gesa? Mengapa aku "dibutakan?" "Mengapa aku terlena dengan perasaan itu, dan mengizinkannya mengontrol diriku?" Begitu pertanyaan yang terus terngiang di kepalaku... Bodoh, sangat bodoh! Seandainya pada waktu itu aku memutuskan untuk tidak.... Ah sudahlah, bubur sudah terlanjur dipesan dan dimakan, bahkan sudah dibayar pula... Segalanya sudah terjadi, dan berakhir.... Kalau kata orang, berujung pada kegagalan... Sudah cukup lama sejak "kegagalan" itu, aku terus berusaha untuk menata diri... Menggapai kembali cita-cita yang sempat tertunda... Menajamkan arah dan tujuan hidup.... Sambil terus berupaya untuk menjauhkan diri dan melupakan segala perasaan-perasaan... yang bisa saja membuatku "jatuh" pada hal yang sama... "Ah, mungkin memang aku ditakdirkan untuk hi...

Beberapa pesawat terbaik dari era Perang Dunia II

Perang Dunia II adalah sebuah perang yang menjadi perang yang mulai memakai senjata-senjata terbarukan, khususnya pesawat tempur yang sangat membatu peran para negara-negara baik itu negara penjajah ataupun negara pembebas dalam menghancurkan sasaran dan membantu gerak pasukan darat. Berikut ini adalah beberapa pesawat terbaik dan tercanggih dari era Perang Dunia II 1. P-51 Mustang Pesawat pemburu buatan North American Aviation ini adalah sebuah pesawat buatan Amerika yang tidak hanya dipakai oleh AU Amerika, tetapi juga dipakai oleh AU negara-negara sekutu (termasuk Inggris) untuk menghadapi kekuatan AU Jerman yang waktu itu diperkuat oleh pesawat pemburu berteknologi tinggi Messerschmitt Me-109G dan pembom tukik Junkers Stuka. Pesawat ini juga digunakan oleh negara pembuatnya untuk menghadapi pesawat AU Jepang yang paling terkenal yaitu Mitsubishi A6M1 "Zero" yang walaupun persenjataannya kurang baik, tetapi memiliki kecepatan serta kelincahan yang sangat baik. 2. Mess...

Memahami Kehidupan

Kadang, aku bertanya di dalam kehidupan ini... Mengapa ada kematian? Mengapa ada kelahiran? Mengapa ada duka? Mengapa ada suka? Mengapa ada perpisahan? Mengapa ada pertemuan? Mengapa ada kepunahan? Mengapa ada hal-hal baru? Dan mengapa-mengapa yang lainnya? Aku terus mencari jawab soal itu... Lewat bacaan, ilmu pengetahuan, percakapan... Bahkan lewat pengalaman hidup itu sendiri... Namun, semakin aku mencari... Semakin aku makin tidak mengerti... Bahkan semakin aku terlihat bodoh... Bukan karena aku tidak tahu... Melainkan karena aku semakin tahu... Mungkin benar kata pepatah kuno... Kosong adalah isi, dan isi adalah kosong... Semakin kita mencari, semakin kita tidak mengetahui... Mengapa harus terjadi demikian? Bukankah semakin kita mencari, semakin kita mengetahui? Apakah ini yang disebut dengan "misteri kehidupan"? Atau apakah ini yang disebut dengan "kejamnya hidup"? Atau mungkin, ini disebabkan oleh pemahaman kita yang sangat kura...