Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Keluh Kesahku

Ah... Sepertinya aku mulai kehilangan tenaga... Badanku sudah mulai rentan... Namun, aku masih memiliki sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan... Aku juga masih memiliki kekhawatiran mendalam tentang dirimu... Semakin hari, segala sesuatunya semakin berat... Aku pun hampir kehabisan tempat untuk memikirkan diriku sendiri... Pikiranku hanya terfokus kepada kamu, kedua orang tuaku, dan tugas-tugasku yang semakin hari semakin banyak... Hatiku berteriak: "Aku lelah!!" "Aku capek!!" "Sudah cukup penderitaanku!!" Pikiranku berkata: "Kamu terlalu memaksaku untuk bekerja memikirkan semuanya" Badanku berseru: "Aku butuh istirahat total." "Aku sudah tidak kuat lagi." "Aku mulai hancur!!" Namun, tak kupedulikan mereka semua... Masalah-masalah pribadi mulai membelitku... Tak jarang, mereka menghabiskan daya upayaku... Bahkan, menggerogoti kesehatanku... Namun, aku selalu menyediakan tempat untuk orang-orang ya...

Perhentian terakhir

Langit pun mulai gelap... Pertanda malam sudah akan tiba... Ah, sepertinya masih jauh perjalanan ini... Tapi, badanku sepertinya sudah tidak kuat lagi untuk meneruskan ini semua... Luka-luka ini tidak membaik, melainkan membusuk... Infeksi pun mulai nampak di sekujur tubuhku... Aku pun mulai tidak berdaya menghadapi semua ini... Wine yang aku miliki pun sudah habis... Badanku melemah.... Semakin lemah.... Aku pun terjatuh... Hampir tidak sadarkan diri... Tiba-tiba, aku melihat seorang perempuan yang mendatangiku... Ia membangunkanku dan mengajakku ke rumahnya yang tidak jauh dari tempatku terjatuh... Ia mempersilahkanku duduk di ruang tamunya... Menunggunya untuk mengambil beberapa obat untuk mengobati luka-lukaku... Setelah ia memperban dan mengobati luka-lukaku, ia pun bertanya mengenai tujuanku... Aku hanya menjawab bahwa aku tidak memiliki tujuan, hanya berjalan mengikuti arah angin... Untuk menjadi pelampiasan... Bagi mereka yang terluka ataupun dikecewakan... ...

Sakit hati (?)

Ah, panasnya terik matahari mulai menyengat tubuhku yang penuh luka... Aku pun sadar kalau hari sudah siang... Itu menjadi pertanda bahwa aku harus kembali melanjutkan perjalananku... Walaupun masih terasa perih, aku memaksakan diri untuk kembali berjalan... Huh, sepertinya ketahanan tubuhku mulai melemah... Luka-luka itu sepertinya tidak hanya menggerogoti bagian luar tubuhku saja... Tapi juga mulai menggerogoti kesehatanku secara perlahan-lahan... Tapi untungnya, aku masih memiliki tenaga untuk melanjutkan perjalanan ini... Semilir angin menambah rasa perih yang ada... Luka-luka di tubuhku masih menganga cukup parah... Tapi aku berharap masih bisa menyembuhkan mereka yang terluka... Tapi, mudah-mudahan aku tidak dilukai lagi secara fisik... Di tengah perjalanan, aku kembali melihat ada seorang perempuan yang duduk termangu... Ia termangu melihat sebuah baliho yang menawarkan paket pernikahan... Aku pun kembali menanyakan apa yang terjadi pada dirinya... Ternyata, ia te...

Kecewa (?)

Dewi Mentari menunjukkan wajahnya... Menggantikan Dewi Rembulan yang pergi kepada belahan dunia lain... Embun-embun pagi mulai bermunculan di atas rumput-rumput hijau... Burung-burung pun mulai bersiul, pertanda pagi sudah tiba... Aku pun terbangun, setelah tertidur karena menahan rasa sakit yang masih mendera... Ternyata, luka-luka yang semalam itu terlalu dalam, sehingga masih basah dan belum sembuh benar... Ah, memang perih, tapi aku harus kembali berjalan... Menyusuri luasnya tanah ini dan berusaha memperbaiki segala sesuatu... Aku pun bangun dan berjalan, walaupun harus sedikit menahan perih dan rasa sakit yang masih tersisa... Menyusuri luasnya padang belantara yang terbentang luas di hadapanku... Menembus hutan-hutan lebat yang ada... Serta melampaui gurun-gurun pasir yang sering menghasilkan badai pasir... Tiba-tiba, aku melihat ada seorang gadis yang duduk sambil menangis... Aku pun memberanikan diri untuk bertanya kepadanya... Ternyata, ia dikecewakan oleh teman...

Sendiri (?)

Angin malam mulai berhembus... Dewi Rembulan pun menunjukkan cahayanya bersama para bintang... Ah, pertanda pesta akan dimulai... Terdengar seseorang mengajak seluruh hadirin untuk bergabung di tempat yang telah disiapkan untuk berdansa... Para pemusik pun mulai memainkan lagu-lagunya... Tchaikovsky, Beethoven, Pachelbel, sampai yang kontemporer... Semua orang pun mulai mengajak setiap pasangannya untuk berdansa... Sedangkan aku, hanya duduk sendirian sambil meminum segelas wine yang sudah disediakan... Mereka semua berdansa dengan ceria... Tawa, canda, terpancar dari muka setiap mereka... "Ah, mungkin pesta ini memang bukan untukku" Tiba-tiba, aku melihat seorang perempuan... Ia hanya duduk, melihat semua temannya yang sedang berdansa... Aku pun memberanikan diri untuk bertanya kepadanya... Ia pun menjawabku, dan menjelaskan alasannya untuk tidak berdansa karena ia memang tidak bisa melakukan itu... Aku pun mengajarinya untuk berdansa... Ya, memang ilmuku ha...

Percakapanku Dengannya

Aku pernah bercakap-cakap dengan diriku sendiri... Ia bertanya kepadaku... "Hei, kau, manusia aneh. Bagaimana hubunganmu dengan pacarmu?" Aku pun menjawabnya dengan tenang... "Ya, baik-baik saja." "Aku senang memiliki pacar seperti dirinya." Ia pun membalas jawabanku... "Hmm, aku senang mendengarnya." "Apakah kamu pernah terpikirkan untuk mengakhiri hubunganmu dengannya?" Aku kembali menjawabnya... "Ya, memang, aku sempat terpikirkan untuk mengakhiri hubunganku dengannya." "Aku merasa, aku tidak sesuai dengan harapannya." Ia kemudian membalas pernyataanku... "Hmm, ya, mungkin pendapatmu itu ada benarnya." "Tapi menurutku, ia sangat sering menyakitimu." "Ia sangat sering mengabaikan perintah ataupun saran-saranmu untuknya." "Ia sangat sering mengecewakanmu karena sikapnya." "Ia sangat sering membuatmu kepusingan karena kecuekannya." "Dan, aku pik...

Harapanku Untuk Setitik Cahaya, a poem by Ria Carolina

Terang itu sekarang menjadi redup... Ku sapa terang itu, tapi ia tak menjawabku... Entah mengapa ia tak mau menjawabku... Terang itu jauh daripadaku... Jauh sampai suaraku pun tidak bisa dijawab... Aku harap terang itu menghampiriku yang kesepian, dan menyelimutiku dengan cahayanya... Apakah diriku yg menjauh dari cahaya itu? Aku tak tahu pasti.. Karena cahaya itu tak dapat terlukiskan... Cahaya itu adalah petikan harapanku Harapan hari esok yang memberi pelangi Pelangi yang di ukir... Dan pelangi yang membuatku berkeringat dan terluka...

Enam Bulan

Enam bulan... Mungkin merupakan waktu yang tidak terlalu lama... Mungkin juga bukan waktu yang sebentar... Mungkin juga merupakan waktu yang sedang... Enam bulan... Sejak engkau mengatakan "iya" sebagai jawaban... Sejak engkau menerimaku menjadi apa yang disebut sebagai "pacar"... Sejak kita untuk pertama kalinya terikat dalam suatu ikatan pertemanan yang intensitasnya lebih tinggi... Enam bulan... Kita telah melewati berbagai macam kondisi... Kita telah merasakan ketika kita berada dalam jarak yang dekat... Kita telah merasakan ketika kita terpisahkan oleh jarak yang jauh... Aku harap... Kita akan semakin "menyatu"... Semakin saling menghargai satu sama lain... Dan... Semakin menjadi pribadi yang semakin baik... Terima kasih karena engkau telah mengisi hatiku yang kosong... Terima kasih karena engkau telah mengobati luka-luka hatiku... Terima kasih karena engkau mau menerimaku dalam kondisiku yang seperti ini... Terima kasih untuk sega...

Afgan - Jodoh Pasti Bertemu

Andai engkau tahu betapa ku mencinta Selalu menjadikanmu isi dalam doaku Ku tahu tak mudah menjadi yang kau pinta Ku pasrahkan hatiku, takdir kan menjawabnya Jika aku bukan jalanmu Ku berhenti mengharapkanmu Jika aku memang tercipta untukmu Ku kan memilikimu, jodoh pasti bertemu

Michael Buble feat Nelly Furtado - Quando, Quando, Quando

Tell me when will you be mine Tell me quando quando quando We can share a love divine Please don't make me wait again When will you say yes to me Tell me quando quando quando You mean happiness to me Oh my love please tell me when Every moments a day Every day seems a lifetime Let me show you the way To a joy beyond compare I can't wait a moment more Tell me quando quando quando Say its me that you adore And then darling tell me when Every moments a day Every day seems a lifetime Let me show you the way To a joy beyond compare I can't wait a moment more Tell me quando quando quando Say its me that you adore And then darling tell me when Whoa lover tell me when Oh darling tell me when Oh come on tell me when Yeah tell me when

Mengapa?

Kau yang tak ku kenal... Tetapi engkau memberiku ruang untuk mengenalmu... Kau yang tak ku sayang... Entah mengapa menjadi sesuatu yang sangat kusayangi... Aku terus bertanya di dalam hati... Mengapa hal ini bisa terjadi? Mengapa hal ini ada? Mengapa, dan mengapa... Aku pun berusaha mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut... Mulai dari yang empiris... Sampai yang tidak logis sekalipun... Namun tetap saja... Aku tidak menemukan jawabannya... Mengapa? Mengapa? MENGAPA???