Aku pernah bercakap-cakap dengan diriku sendiri...
Ia bertanya kepadaku...
"Hei, kau, manusia aneh. Bagaimana hubunganmu dengan pacarmu?"
Aku pun menjawabnya dengan tenang...
"Ya, baik-baik saja."
"Aku senang memiliki pacar seperti dirinya."
Ia pun membalas jawabanku...
"Hmm, aku senang mendengarnya."
"Apakah kamu pernah terpikirkan untuk mengakhiri hubunganmu dengannya?"
Aku kembali menjawabnya...
"Ya, memang, aku sempat terpikirkan untuk mengakhiri hubunganku dengannya."
"Aku merasa, aku tidak sesuai dengan harapannya."
Ia kemudian membalas pernyataanku...
"Hmm, ya, mungkin pendapatmu itu ada benarnya."
"Tapi menurutku, ia sangat sering menyakitimu."
"Ia sangat sering mengabaikan perintah ataupun saran-saranmu untuknya."
"Ia sangat sering mengecewakanmu karena sikapnya."
"Ia sangat sering membuatmu kepusingan karena kecuekannya."
"Dan, aku pikir, masih banyak lagi yang ia lakukan dan itu menyakitimu."
Aku hanya bisa terdiam...
Aku tidak mampu untuk menyanggah pernyataannya...
Aku hanya bisa terdiam dan termangu mendengar pernyataan itu...
Ia pun kembali menanyaiku...
"Hei, manusia aneh, kenapa kau terdiam?"
"Mengapakah engkau masih melanjutkan hubunganmu sampai selama ini?"
Aku pun menjawabnya...
"Aku sangat mencintai dan menyayangi dirinya."
"Meskipun aku mungkin harus berulang kali kepusingan, bahkan merasa frustrasi sekalipun."
"Aku tetap mencintai dan menyayanginya."
"Aku mencintai dirinya tidak hanya kelebihannya saja, melainkan juga segala kekurangannya."
"Aku ingin dia menjadi seseorang yang lebih baik dan semakin baik."
"Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan diriku, bahkan walaupun aku harus mengorbankan apa yang kupunya, termasuk segenap anggota tubuhku."
"Aku hanya ingin melihatnya bahagia, walaupun aku harus tersakiti karenanya."
"Aku hanya mau dia menjadi orang yang lebih baik. Baik denganku, ataupun tanpa aku."
"Aku hanya ingin menjadi penghibur dan pelipur laranya, walaupun aku harus tersiksa karenanya."
Ia terdiam sejenak...
Ia tidak mampu berkata apa-apa...
Ia pun menepuk bahuku dan meninggalkanku...
Ia pun pergi, benar-benar pergi, entah kembali atau tidak...
Komentar
Posting Komentar