Langsung ke konten utama

Tempat Persinggahan


Mungkin memang ini sudah takdirku...
Hanya sebagai tempat persinggahan sementara...
Bukan menjadi tempat perhentian...
Atau bahkan menjadi sebuah base... 
Bagi setiap insan yang lewat dan mampir sejenak....

Walaupun takdirku mungkin hanya menjadi tempat persinggahan...
Tapi setidaknya aku pernah merasakan menjadi tempat perhentian...
Di mana aku memiliki pelanggan yang pasti mengunjungiku....
Untuk tinggal, beristirahat, atau bahkan berbagi hal tentang kehidupan ini...
Namun, itu semua tinggal kenangan...

Salahku adalah, aku tidak menganggapnya sebagai pengunjung tetap...
Walaupun ia secara konsisten mengunjungiku, bahkan bersedia tinggal...
Aku tidak merawatnya dengan baik...
Bahkan cenderung untuk menyia-nyiakannya....
Dan menganggapnya sama seperti yang lain, yang pasti pada waktunya akan pergi...

Bukan tanpa alasan aku menganggapnya seperti itu...
Aku sadar akan kapasitasku yang tak lebih dari sekedar "tempat persinggahan"...
Aku menyadari bahwa aku tidak mungkin mampu menjadi sebuah tempat perhentian...
Karena masih banyak hal yang harus dibenahi atau bahkan diganti dengan yang lebih baik....
Dan aku belum siap untuk itu...

Ingin rasanya aku memarahi diriku sendiri....
Bahkan sempat terpikir olehku untuk mengakhiri saja kehidupanku ini...
Tapi mungkin, lebih baik aku menerima diriku seperti ini...
Sambil terus berharap di dalam hati...
Akan datangnya seseorang yang mau menjadikanku sebagai perhentian...
Bukan lagi hanya tempat persinggahan sementara semata...


Jakarta, Desember 30, 2017
23.18
Ketika merenungkan perjalanan hidup pada akhir tahun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Mereka yang sedang Berjuang

Untuk kalian yang sedang berjuang, entah apapun yang kalian perjuangkan Semoga perjuangan kalian tidak berakhir sia-sia karena kehilangan pamor Semoga motivasi perjuangan kalian berasal dari hati yang terdalam Bukan karena hanya "efek latah" maupun karena ego pribadi Melainkan atas dasar kemanusiaan yang telah lama hilang dari peradaban ini Untuk kalian yang sedang berjuang, entah apapun yang kalian perjuangkan Semoga perjuangan kalian menghasilkan persatuan, bukan perpecahan Semoga apa yang kalian perjuangkan pun bukan membuat kita semakin tercerai-berai Namun semakin menyadari bahwa perbedaan adalah cara kita untuk semakin bersatu Serta semakin mengenal satu dengan yang lainnya sebagai sesama "orang merdeka" Untuk kalian yang sedang berjuang, entah apapun yang kalian perjuangkan Semoga perjuangan kalian semakin menyadarkan semua orang akan kebinatangan manusia Yang semakin hari semakin menjadi-jadi, dan semakin sulit dikendalikan Semoga agenda p...

Beberapa pesawat terbaik dari era Perang Dunia II

Perang Dunia II adalah sebuah perang yang menjadi perang yang mulai memakai senjata-senjata terbarukan, khususnya pesawat tempur yang sangat membatu peran para negara-negara baik itu negara penjajah ataupun negara pembebas dalam menghancurkan sasaran dan membantu gerak pasukan darat. Berikut ini adalah beberapa pesawat terbaik dan tercanggih dari era Perang Dunia II 1. P-51 Mustang Pesawat pemburu buatan North American Aviation ini adalah sebuah pesawat buatan Amerika yang tidak hanya dipakai oleh AU Amerika, tetapi juga dipakai oleh AU negara-negara sekutu (termasuk Inggris) untuk menghadapi kekuatan AU Jerman yang waktu itu diperkuat oleh pesawat pemburu berteknologi tinggi Messerschmitt Me-109G dan pembom tukik Junkers Stuka. Pesawat ini juga digunakan oleh negara pembuatnya untuk menghadapi pesawat AU Jepang yang paling terkenal yaitu Mitsubishi A6M1 "Zero" yang walaupun persenjataannya kurang baik, tetapi memiliki kecepatan serta kelincahan yang sangat baik. 2. Mess...

Apa Maksudnya?

Ah... Sudah sekian lama aku menutup segala kemungkinan itu... Sebab, "kegagalan" itu cukup membebani sampai saat ini... "Mengapa aku terlalu tergesa-gesa? Mengapa aku "dibutakan?" "Mengapa aku terlena dengan perasaan itu, dan mengizinkannya mengontrol diriku?" Begitu pertanyaan yang terus terngiang di kepalaku... Bodoh, sangat bodoh! Seandainya pada waktu itu aku memutuskan untuk tidak.... Ah sudahlah, bubur sudah terlanjur dipesan dan dimakan, bahkan sudah dibayar pula... Segalanya sudah terjadi, dan berakhir.... Kalau kata orang, berujung pada kegagalan... Sudah cukup lama sejak "kegagalan" itu, aku terus berusaha untuk menata diri... Menggapai kembali cita-cita yang sempat tertunda... Menajamkan arah dan tujuan hidup.... Sambil terus berupaya untuk menjauhkan diri dan melupakan segala perasaan-perasaan... yang bisa saja membuatku "jatuh" pada hal yang sama... "Ah, mungkin memang aku ditakdirkan untuk hi...