Langsung ke konten utama

Antara Menikah, atau Tidak Sama Sekali



Ya, mungkin inilah pergumulanku yang paling dalam...
Bahkan mungkin yang paling panjang...
Bagi sebagian orang, mungkin ini perkara yang sangat sepele...
Bahkan mereka pun berpendapat: "sudahlah, menikah saja, pernikahan itu indah kok"
"Setidaknya, kamu tidak sendirian ketika tidur, dan ada yang merawatmu dengan baik"

Namun hal itu tidak berlaku bagiku...
Pernikahan adalah sesuatu yang suci dan sakral, bahkan terhormat...
Bukan saja mencari "teman tidur", tetapi "teman seumur hidup"...
Yang senantiasa menemani, bahkan bersama-sama mengarungi pasang-surut kehidupan ini...
Bukan soal menikmati kesenangan seksual belaka, namun bertanggung jawab juga di dalamnya...

Hal inilah yang membuatku berpikir berkali-kali...
Untuk menikah, atau hidup sendirian saja
Sebagai seorang "anak tunggal", tentulah aku memikul berbagai harapan kedua orangtuaku...
Namun aku terlalu banyak melihat kegagalan hidup berumah tangga...
Bahkan dalam hal relasi pun, aku memiliki banyak sekali kelemahan...

Setidaknya sampai saat ini, aku masih memiliki pemikiran yang kuat...
Untuk tidak menikah, dan hidup sendiri saja...
Sebab menikah bukan hanya soal take it for granted saja...
Namun juga harus menerima segala hal yang dibawa oleh orang tersebut seutuhnya...
Baik hal-hal yang "baik", maupun hal-hal "buruk"....
Baik hal-hal yang dapat diubah, maupun yang tidak dapat diiubah...
dan hal tersebut, sangatlah berat bagiku...
Setidaknya, sampai saat ini...



Jakarta, Januari 30, 2018
23.05
Ketika pikiran sedang tidak mampu berpikir dengan jernih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Mereka yang sedang Berjuang

Untuk kalian yang sedang berjuang, entah apapun yang kalian perjuangkan Semoga perjuangan kalian tidak berakhir sia-sia karena kehilangan pamor Semoga motivasi perjuangan kalian berasal dari hati yang terdalam Bukan karena hanya "efek latah" maupun karena ego pribadi Melainkan atas dasar kemanusiaan yang telah lama hilang dari peradaban ini Untuk kalian yang sedang berjuang, entah apapun yang kalian perjuangkan Semoga perjuangan kalian menghasilkan persatuan, bukan perpecahan Semoga apa yang kalian perjuangkan pun bukan membuat kita semakin tercerai-berai Namun semakin menyadari bahwa perbedaan adalah cara kita untuk semakin bersatu Serta semakin mengenal satu dengan yang lainnya sebagai sesama "orang merdeka" Untuk kalian yang sedang berjuang, entah apapun yang kalian perjuangkan Semoga perjuangan kalian semakin menyadarkan semua orang akan kebinatangan manusia Yang semakin hari semakin menjadi-jadi, dan semakin sulit dikendalikan Semoga agenda p...

Beberapa pesawat terbaik dari era Perang Dunia II

Perang Dunia II adalah sebuah perang yang menjadi perang yang mulai memakai senjata-senjata terbarukan, khususnya pesawat tempur yang sangat membatu peran para negara-negara baik itu negara penjajah ataupun negara pembebas dalam menghancurkan sasaran dan membantu gerak pasukan darat. Berikut ini adalah beberapa pesawat terbaik dan tercanggih dari era Perang Dunia II 1. P-51 Mustang Pesawat pemburu buatan North American Aviation ini adalah sebuah pesawat buatan Amerika yang tidak hanya dipakai oleh AU Amerika, tetapi juga dipakai oleh AU negara-negara sekutu (termasuk Inggris) untuk menghadapi kekuatan AU Jerman yang waktu itu diperkuat oleh pesawat pemburu berteknologi tinggi Messerschmitt Me-109G dan pembom tukik Junkers Stuka. Pesawat ini juga digunakan oleh negara pembuatnya untuk menghadapi pesawat AU Jepang yang paling terkenal yaitu Mitsubishi A6M1 "Zero" yang walaupun persenjataannya kurang baik, tetapi memiliki kecepatan serta kelincahan yang sangat baik. 2. Mess...

Apa Maksudnya?

Ah... Sudah sekian lama aku menutup segala kemungkinan itu... Sebab, "kegagalan" itu cukup membebani sampai saat ini... "Mengapa aku terlalu tergesa-gesa? Mengapa aku "dibutakan?" "Mengapa aku terlena dengan perasaan itu, dan mengizinkannya mengontrol diriku?" Begitu pertanyaan yang terus terngiang di kepalaku... Bodoh, sangat bodoh! Seandainya pada waktu itu aku memutuskan untuk tidak.... Ah sudahlah, bubur sudah terlanjur dipesan dan dimakan, bahkan sudah dibayar pula... Segalanya sudah terjadi, dan berakhir.... Kalau kata orang, berujung pada kegagalan... Sudah cukup lama sejak "kegagalan" itu, aku terus berusaha untuk menata diri... Menggapai kembali cita-cita yang sempat tertunda... Menajamkan arah dan tujuan hidup.... Sambil terus berupaya untuk menjauhkan diri dan melupakan segala perasaan-perasaan... yang bisa saja membuatku "jatuh" pada hal yang sama... "Ah, mungkin memang aku ditakdirkan untuk hi...