Langsung ke konten utama

Kasih dan Cinta

Suatu hari, kasih dan cinta sedang berjalan-jalan di tepi jurang. Tiba-tiba, cinta jatuh kedalam jurang karena ia buta. Kemudian, kasih juga ikut terjun ke dalam jurang untuk menolong cinta yang terlebih dahulu jatuh ke dalam jurang. Kasih melakukan hal itu karena ia merupakan sosok yang rela berkorban.

Setelah mereka berdua jatuh dan mendarat di dalam jurang, cinta marah kepada kasih yamg bermaksud ingin menolongnya. "Kenapa kamu ikut jatuh juga ke dalam jurang? Kamu kan tidak buta seperti aku," tanya cinta. "Aku ingin selalu bersamamu, kita kan teman baik, saling melengkapi satu sama lain," sahut kasih. Kemudian, cinta bertanya kepada kasih, "Kita kan tidak mungkin selalu bersama, untuk apa kamu melakukan ini, hanya membuang-buang waktu dan tenagamu saja?" Kasih pun menjawab pertanyaan tersebut, jawabnya, "Mungkin menurutmu apa yang kulakukan ini hanya membuang-buang waktuku saja. Namun, aku mendapatkan kesenangan sendiri, dan aku pun sangat menikmati hal yang menurutmu membuang-buang waktu dan tenagaku." Setelah mendengarkan jawaban itu, cinta menjadi terharu dan mereka pun saling berpelukan satu sama lain. Singkat cerita, mereka berhasil keluar dari jurang tersebut.

Ilustrasi tadi ingin menggambarkan perbedaan apa yang disebut dengan istilah "kasih" dan "cinta". Cinta, seperti kata kebanyakan orang, adalah sesuatu yang buta dan sangat reaktif terhadap suatu kondisi yang memungkinkan ia bekerja. Hal ini berbeda dengan kasih yang mampu melihat dan cenderung tenang dan cukup selektif dalam memilih kondisi yang memungkinkan dirinya untuk bekerja. Namun, kedua "sahabat karib" ini saling terikat satu sama lain dan tidak bisa terpidah sendiri-sendiri.

Dalam hubungannya dengan relasi antar manusia, khususnya hubungan dengan orang yang berbeda jenis kelaminnya, cinta menjadi reaktor atau pembangkit yang mempelopori ketertarikan seseorang dengan orang lain. Jika cinta sudah berhasil melakukan tugasnya, perannya dilanjutkan oleh kasih yang menjaga agar ketertarikan itu lebih berdaging dan bertahan lama, tidak termakan oleh kikisan waktu. Hal itu akan terus berlaku sampai orang tersebut memang sudah tidak bisa merasakan cinta dan kasih. Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang sudah menemui "Sang Sumber Kasih" atau yang biasa kita sebut, Tuhan yang Maha Kuasa. Ini terjadi ketika orang tersebut sydah meninggal.

Tanpa cinta, rasa ketertarikan seseorang tidak akan muncul. Tanpa kasih, rasa ketertarikan itu tidak akan bertahan lama. Jika cinta bekerja melebihi kasih, seseorang tidak akan pernah puas untuk tertarik dan ingin "memiliki" orang lain. Jika kasih bekerja melebihi cinta, ia akan mengasihi seseorang dan tidak mengetahui apa yang menjadi motivasinya mengasihi orang tersebut.

Cinta itu buta dan reaktif, tetapi kasih itu tahan lama dan penuh ketenangan. Cinta itu berperhitungan, tetapi kasih tulus ikhlas. Cinta itu perasaan dan kasih itu tindakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Maksudnya?

Ah... Sudah sekian lama aku menutup segala kemungkinan itu... Sebab, "kegagalan" itu cukup membebani sampai saat ini... "Mengapa aku terlalu tergesa-gesa? Mengapa aku "dibutakan?" "Mengapa aku terlena dengan perasaan itu, dan mengizinkannya mengontrol diriku?" Begitu pertanyaan yang terus terngiang di kepalaku... Bodoh, sangat bodoh! Seandainya pada waktu itu aku memutuskan untuk tidak.... Ah sudahlah, bubur sudah terlanjur dipesan dan dimakan, bahkan sudah dibayar pula... Segalanya sudah terjadi, dan berakhir.... Kalau kata orang, berujung pada kegagalan... Sudah cukup lama sejak "kegagalan" itu, aku terus berusaha untuk menata diri... Menggapai kembali cita-cita yang sempat tertunda... Menajamkan arah dan tujuan hidup.... Sambil terus berupaya untuk menjauhkan diri dan melupakan segala perasaan-perasaan... yang bisa saja membuatku "jatuh" pada hal yang sama... "Ah, mungkin memang aku ditakdirkan untuk hi...

Beberapa pesawat terbaik dari era Perang Dunia II

Perang Dunia II adalah sebuah perang yang menjadi perang yang mulai memakai senjata-senjata terbarukan, khususnya pesawat tempur yang sangat membatu peran para negara-negara baik itu negara penjajah ataupun negara pembebas dalam menghancurkan sasaran dan membantu gerak pasukan darat. Berikut ini adalah beberapa pesawat terbaik dan tercanggih dari era Perang Dunia II 1. P-51 Mustang Pesawat pemburu buatan North American Aviation ini adalah sebuah pesawat buatan Amerika yang tidak hanya dipakai oleh AU Amerika, tetapi juga dipakai oleh AU negara-negara sekutu (termasuk Inggris) untuk menghadapi kekuatan AU Jerman yang waktu itu diperkuat oleh pesawat pemburu berteknologi tinggi Messerschmitt Me-109G dan pembom tukik Junkers Stuka. Pesawat ini juga digunakan oleh negara pembuatnya untuk menghadapi pesawat AU Jepang yang paling terkenal yaitu Mitsubishi A6M1 "Zero" yang walaupun persenjataannya kurang baik, tetapi memiliki kecepatan serta kelincahan yang sangat baik. 2. Mess...

Memahami Kehidupan

Kadang, aku bertanya di dalam kehidupan ini... Mengapa ada kematian? Mengapa ada kelahiran? Mengapa ada duka? Mengapa ada suka? Mengapa ada perpisahan? Mengapa ada pertemuan? Mengapa ada kepunahan? Mengapa ada hal-hal baru? Dan mengapa-mengapa yang lainnya? Aku terus mencari jawab soal itu... Lewat bacaan, ilmu pengetahuan, percakapan... Bahkan lewat pengalaman hidup itu sendiri... Namun, semakin aku mencari... Semakin aku makin tidak mengerti... Bahkan semakin aku terlihat bodoh... Bukan karena aku tidak tahu... Melainkan karena aku semakin tahu... Mungkin benar kata pepatah kuno... Kosong adalah isi, dan isi adalah kosong... Semakin kita mencari, semakin kita tidak mengetahui... Mengapa harus terjadi demikian? Bukankah semakin kita mencari, semakin kita mengetahui? Apakah ini yang disebut dengan "misteri kehidupan"? Atau apakah ini yang disebut dengan "kejamnya hidup"? Atau mungkin, ini disebabkan oleh pemahaman kita yang sangat kura...