Langsung ke konten utama

Beberapa pesawat terbaik dari era Perang Dunia II

Perang Dunia II adalah sebuah perang yang menjadi perang yang mulai memakai senjata-senjata terbarukan, khususnya pesawat tempur yang sangat membatu peran para negara-negara baik itu negara penjajah ataupun negara pembebas dalam menghancurkan sasaran dan membantu gerak pasukan darat. Berikut ini adalah beberapa pesawat terbaik dan tercanggih dari era Perang Dunia II

1. P-51 Mustang
Pesawat pemburu buatan North American Aviation ini adalah sebuah pesawat buatan Amerika yang tidak hanya dipakai oleh AU Amerika, tetapi juga dipakai oleh AU negara-negara sekutu (termasuk Inggris) untuk menghadapi kekuatan AU Jerman yang waktu itu diperkuat oleh pesawat pemburu berteknologi tinggi Messerschmitt Me-109G dan pembom tukik Junkers Stuka. Pesawat ini juga digunakan oleh negara pembuatnya untuk menghadapi pesawat AU Jepang yang paling terkenal yaitu Mitsubishi A6M1 "Zero" yang walaupun persenjataannya kurang baik, tetapi memiliki kecepatan serta kelincahan yang sangat baik.

2. Messerschmitt Me-109
Pesawat buatan negara Jerman ini merupakan pesawat tempur jenis fighter yang paling disegani di benua Eropa selama Perang Dunia ke 2, paling tidak, sampai pesawat P-51 Mustang masuk ke Eropa. Selain memiliki persenjataan yang baik untuk melakukan serangan udara ke udara ataupun udara ke darat, pesawat ini juga memiliki kecepatan dan kelincahan yang sangat baik, bahkan lebih baik dari pesawat kebanggaan Royal Air Force (AU Inggris) pada saat itu, yaitu Supermarine Spitfire.

3. Mitsubishi A6M "Zero" atau "Zeke"
Pesawat buatan negara Jepang ini adalah pesawat jenis fighter yang sangat disegani oleh pihak USAF (AU Amerika Serikat) karena kelincahan pesawat yang digabungkan oleh keberanian pilot-pilot Jepang melakukan Kamikaze walaupun persenjataan mereka hanya sebuah bom seberat 225 kg. Pesawat ini membantu Jepang menghancurkan pangkalan militer AL Amerika di Pearl Harbor, Hawaii. Pesawat ini mampu diluncurkan dari darat maupun dari kapal induk. Secara taktis, pesawat ini mampu menandingi kekuaan P-40 Warhawk yang pada waktu itu merupakan pesawat yang paling baru bagi USAF (sebelum kehadiran P-51 Mustang)

4. Supermarine Spitfire 
Pesawat kebanggan RAF (AU Inggris) ini adalah salah satu pesawat jenis fighter yang secara taktis dapat dijadikan sebagai pesawat interceptor. Selain karena persenjataan yang sangat memadai, pesawat ini juga dapat mengejar Messerschmitt Me-110 yang bermesin ganda, namun kurang lincah. Jika Spitfire bertemu Messerschmitt Me-109, akan terjadi peperangan yang sangat sengit, karena kedua pesawat memiliki kekurangan dan kelebihan yang saling komplementer satu sama lain.  Pesawat ini juga dapat menjadi lawan yang berat bagi pesawat pembom tukik Jerman, Junkers Ju-87 karena kecepatan dan persenjataannya.




5. Curtiss P-40 Warhawk/Tomahawk/Kittyhawk
Pesawat ini adalah pesawat jenis fighter yang memiliki kecepatan tinggi dan awet, tetapi, pesawat ini tidak cukup lincah untuk menghadapi pesawat sekelas Messerschmitt Me-109. Kiprah pesawat ini paling sering terdengar di medan tempur CBI (China, Burma, India). Pesawat ini masih mampu menghadapi pesawat jepang yang jauh lebih lincah darinya yaitu Mitsubishi A6M Zeke. Pesawat Zeke dibuat berfikir dua kali untuk menghadapi pesawat ini. Selain Zeke, yang menjadi lorban berikutnya ialah pesawat Nakajima Ki-27 dan Ki-43.

6. Mikoyan Gruevich MiG-3
Pesawat buatan negara Uni Sovyet ini adalah pesawat fighter yang di desain untuk peperangan udara berketinggian tinggi, tidak seperti fighter-fighter yang lain, yang rata-rata digunakan untuk peperangan udara berketinggian rendah dan menengah. Pesawat ini sedikit bermasalah untuk menghadapi pesawat-pesawat Jerman pada waktu Operasi Barbarossa.

Sekian dulu dari saya, jika ada komentar silahkan mengomentari artikel ini, terima kasih.



Komentar

  1. Mustang, Spitfire, Me-109 dan Zero adalah 4 pesawat terbaik perang dunia kedua

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Maksudnya?

Ah... Sudah sekian lama aku menutup segala kemungkinan itu... Sebab, "kegagalan" itu cukup membebani sampai saat ini... "Mengapa aku terlalu tergesa-gesa? Mengapa aku "dibutakan?" "Mengapa aku terlena dengan perasaan itu, dan mengizinkannya mengontrol diriku?" Begitu pertanyaan yang terus terngiang di kepalaku... Bodoh, sangat bodoh! Seandainya pada waktu itu aku memutuskan untuk tidak.... Ah sudahlah, bubur sudah terlanjur dipesan dan dimakan, bahkan sudah dibayar pula... Segalanya sudah terjadi, dan berakhir.... Kalau kata orang, berujung pada kegagalan... Sudah cukup lama sejak "kegagalan" itu, aku terus berusaha untuk menata diri... Menggapai kembali cita-cita yang sempat tertunda... Menajamkan arah dan tujuan hidup.... Sambil terus berupaya untuk menjauhkan diri dan melupakan segala perasaan-perasaan... yang bisa saja membuatku "jatuh" pada hal yang sama... "Ah, mungkin memang aku ditakdirkan untuk hi...

Memahami Kehidupan

Kadang, aku bertanya di dalam kehidupan ini... Mengapa ada kematian? Mengapa ada kelahiran? Mengapa ada duka? Mengapa ada suka? Mengapa ada perpisahan? Mengapa ada pertemuan? Mengapa ada kepunahan? Mengapa ada hal-hal baru? Dan mengapa-mengapa yang lainnya? Aku terus mencari jawab soal itu... Lewat bacaan, ilmu pengetahuan, percakapan... Bahkan lewat pengalaman hidup itu sendiri... Namun, semakin aku mencari... Semakin aku makin tidak mengerti... Bahkan semakin aku terlihat bodoh... Bukan karena aku tidak tahu... Melainkan karena aku semakin tahu... Mungkin benar kata pepatah kuno... Kosong adalah isi, dan isi adalah kosong... Semakin kita mencari, semakin kita tidak mengetahui... Mengapa harus terjadi demikian? Bukankah semakin kita mencari, semakin kita mengetahui? Apakah ini yang disebut dengan "misteri kehidupan"? Atau apakah ini yang disebut dengan "kejamnya hidup"? Atau mungkin, ini disebabkan oleh pemahaman kita yang sangat kura...