Di sebuah kota kecil, hiduplah dua keluarga yang cukup bahagia. Salah satu keluarga dari keluarga tersebut hanya memiliki seorang anak laki-laki, sementara keluarga yang lain, hanya memiliki satu anak perempuan. Kedua keluarga ini memiliki latar belakang kesukuan yang sangat kuat. Mereka sering bertentangan satu sama lain hanya karena persoalan yang sangat sepele. Misalnya saja soal penggunaan sumur. Hampir setiap hari kedua keluarga ini "ribut" karena mereka berebut untuk menggunakan sumur tersebut. Memang, sumur tersebut terletak diantara rumah kedua keluarga ini, dan hanya sumur inilah yang tidak pernah kering, walaupun musim kemarau panjang.
Sampai suatu ketika, anak mereka pun tumbuh dewasa. Anak dari keluarga yang memiliki anak laki-laki mendapatkan kesempatan untuk kuliah di luar negeri, sedangkan anak dari keluarga yang meiliki anak perempuan hanya mampu tembus level beasiswa universitas lokal. Kedua keluarga ini pun saling mengumbar gensi mereka. Tentu saja, keluarga yang memiliki anak laki-laki diuntungkan dalam hal ini, karena ia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di luar negeri. Namun, kedua anak ini memiliki jurusan kuliah yang sama, yaitu jurusan seni panggung. Yang laki-laki menempuh kuliah di jurusan piano klasik, sedangkan yang perempuan menempuh kuliah di jurusan seni vokal.
Pada suatu kesempatan, mereka bertemu dalam sebuah konser. Pada sebuah sesi acara dalam konser tersebut, sang anak perempuan diminta untuk menyanyikan sebuah lagu, namun tidak ada pengiringnya. Jadilah sang anak laki-laki ini diminta untuk mengiringi anak perempuan tersebut bernyanyi. Karena keluarga dari kedua anak ini hadir, mereka tidak setuju oleh permintaan panitia. Namun, setelah melewati berbagai perundingan dan kesepakatan, akhirnya kedua keluarga ini pun memberikan izin. Pasangan ini pun tampil dengan sangat baik, senhingga mendapat standing ovation/standing applause dari para penonton, termasuk keluarga mereka sendiri.
Setelah konser tersebut, seorang produser rekaman menawarkan pasangan ini agar berduet kembali, namun bukan untuk konser, melainkan untuk merintis sebuah album. Pasangan ini setuju, namun tidak bagi kesua orang tua mereka. Setelah melewati berbagai hari yang penuh tantangan dan pergumulan, akhirnya mereka pun diperbolehkan berduet untuk menghasilkan sebuah album rekaman. Setelah album tersebut dijual, ternyata sambutan dari pasar sangatlah positif. Mereka pun membuat album-album selanjutnya, dan respon masyarakat pun tetap positif. Sampai-sampai mereka pun dianugerahi penghargaan musik.
Setelah duet yang mereka jalani setelah sekian lama, timbullah rasa saling menyukai bahkan mencintai satu sama lain dalam hati mereka. Mereka pun menceritakan hal ini kepada orang tua mereka masing-masing. Namun, respons dari kedua orang tua mereka tidaklah positif, melainkan negatif. Setelah melewati waktu yang begitu lama, bahkan menghabiskan semau daya usaha mereka, akhirnya kedua orang tua mereka yang tadinya bermusuhan, menyetujui hubungan cinta mereka, dan menikahkan mereka. Kedua keluarga ini pun menjadi saling mendukung satu sama lain.
Sampai suatu ketika, anak mereka pun tumbuh dewasa. Anak dari keluarga yang memiliki anak laki-laki mendapatkan kesempatan untuk kuliah di luar negeri, sedangkan anak dari keluarga yang meiliki anak perempuan hanya mampu tembus level beasiswa universitas lokal. Kedua keluarga ini pun saling mengumbar gensi mereka. Tentu saja, keluarga yang memiliki anak laki-laki diuntungkan dalam hal ini, karena ia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di luar negeri. Namun, kedua anak ini memiliki jurusan kuliah yang sama, yaitu jurusan seni panggung. Yang laki-laki menempuh kuliah di jurusan piano klasik, sedangkan yang perempuan menempuh kuliah di jurusan seni vokal.
Pada suatu kesempatan, mereka bertemu dalam sebuah konser. Pada sebuah sesi acara dalam konser tersebut, sang anak perempuan diminta untuk menyanyikan sebuah lagu, namun tidak ada pengiringnya. Jadilah sang anak laki-laki ini diminta untuk mengiringi anak perempuan tersebut bernyanyi. Karena keluarga dari kedua anak ini hadir, mereka tidak setuju oleh permintaan panitia. Namun, setelah melewati berbagai perundingan dan kesepakatan, akhirnya kedua keluarga ini pun memberikan izin. Pasangan ini pun tampil dengan sangat baik, senhingga mendapat standing ovation/standing applause dari para penonton, termasuk keluarga mereka sendiri.
Setelah konser tersebut, seorang produser rekaman menawarkan pasangan ini agar berduet kembali, namun bukan untuk konser, melainkan untuk merintis sebuah album. Pasangan ini setuju, namun tidak bagi kesua orang tua mereka. Setelah melewati berbagai hari yang penuh tantangan dan pergumulan, akhirnya mereka pun diperbolehkan berduet untuk menghasilkan sebuah album rekaman. Setelah album tersebut dijual, ternyata sambutan dari pasar sangatlah positif. Mereka pun membuat album-album selanjutnya, dan respon masyarakat pun tetap positif. Sampai-sampai mereka pun dianugerahi penghargaan musik.
Setelah duet yang mereka jalani setelah sekian lama, timbullah rasa saling menyukai bahkan mencintai satu sama lain dalam hati mereka. Mereka pun menceritakan hal ini kepada orang tua mereka masing-masing. Namun, respons dari kedua orang tua mereka tidaklah positif, melainkan negatif. Setelah melewati waktu yang begitu lama, bahkan menghabiskan semau daya usaha mereka, akhirnya kedua orang tua mereka yang tadinya bermusuhan, menyetujui hubungan cinta mereka, dan menikahkan mereka. Kedua keluarga ini pun menjadi saling mendukung satu sama lain.
Komentar
Posting Komentar