Langsung ke konten utama

Jika Aku Mati


Jika aku mati...
Aku tidak ingin diletakkan dalam sebuah peti yang indah...
Aku hanya ingin diletakkan dalam sebuah peti kayu sederhana...
Polos, tanpa lukisan dan ornamen apapun...

Jika aku mati...
Aku tidak ingin ditempatkan dalam peti yang beralas...
Aku hanya ingin ditempatkan dalam sebuah peti yang tak beralas...
Keras, dan langsung menyentuh kayu bahan dasar peti tersebut...

Jika aku mati...
Aku tidak ingin dimakamkan dengan cara dikubur...
Aku hanya ingin dimakamkan dengan cara dibakar...
Dibuang, dan tidak pernah ditemukan kembali...

Jika aku mati...
Aku tidak ingin ada orang yang menangisi kematianku...
Aku hanya ingin melihat orang tersenyum, bahkan tertawa melihat kematianku...
Tertawa gembira, dan mensyukuri apa yang terjadi padaku...

Jika aku mati...
Aku tidak ingin dikenang sebagai seorang yang baik dan memiliki berbagai pencapaian...
Aku hanya ingin dikenang sebagai seorang yang jahat dan sering melukai hati orang lain...
Tercela, dan bahkan sangat tak layak untuk diingat...

Jika aku mati...
Aku tidak ingin sebuah ibadah yang ramai...
Aku hanya ingin sebuah ibadah sederhana...
Miskin makna, dan juga tidak berarti...

Jika aku mati...
Aku tidak ingin mendapat kenikmatan dari kematian tersebut...
Aku hanya ingin merasakan siksa kematian atas diriku...
Sebagai balasan atas apa yang telah kulakukan semasa hidupku...

Jika aku mati...
Aku tidak ingin orang-orang terlalu lama berduka atas hal tersebut...
Aku hanya ingin mereka cepat melupakan diriku...
Menatap ke langit, dan melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan...

Jika aku mati...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Maksudnya?

Ah... Sudah sekian lama aku menutup segala kemungkinan itu... Sebab, "kegagalan" itu cukup membebani sampai saat ini... "Mengapa aku terlalu tergesa-gesa? Mengapa aku "dibutakan?" "Mengapa aku terlena dengan perasaan itu, dan mengizinkannya mengontrol diriku?" Begitu pertanyaan yang terus terngiang di kepalaku... Bodoh, sangat bodoh! Seandainya pada waktu itu aku memutuskan untuk tidak.... Ah sudahlah, bubur sudah terlanjur dipesan dan dimakan, bahkan sudah dibayar pula... Segalanya sudah terjadi, dan berakhir.... Kalau kata orang, berujung pada kegagalan... Sudah cukup lama sejak "kegagalan" itu, aku terus berusaha untuk menata diri... Menggapai kembali cita-cita yang sempat tertunda... Menajamkan arah dan tujuan hidup.... Sambil terus berupaya untuk menjauhkan diri dan melupakan segala perasaan-perasaan... yang bisa saja membuatku "jatuh" pada hal yang sama... "Ah, mungkin memang aku ditakdirkan untuk hi...

Beberapa pesawat terbaik dari era Perang Dunia II

Perang Dunia II adalah sebuah perang yang menjadi perang yang mulai memakai senjata-senjata terbarukan, khususnya pesawat tempur yang sangat membatu peran para negara-negara baik itu negara penjajah ataupun negara pembebas dalam menghancurkan sasaran dan membantu gerak pasukan darat. Berikut ini adalah beberapa pesawat terbaik dan tercanggih dari era Perang Dunia II 1. P-51 Mustang Pesawat pemburu buatan North American Aviation ini adalah sebuah pesawat buatan Amerika yang tidak hanya dipakai oleh AU Amerika, tetapi juga dipakai oleh AU negara-negara sekutu (termasuk Inggris) untuk menghadapi kekuatan AU Jerman yang waktu itu diperkuat oleh pesawat pemburu berteknologi tinggi Messerschmitt Me-109G dan pembom tukik Junkers Stuka. Pesawat ini juga digunakan oleh negara pembuatnya untuk menghadapi pesawat AU Jepang yang paling terkenal yaitu Mitsubishi A6M1 "Zero" yang walaupun persenjataannya kurang baik, tetapi memiliki kecepatan serta kelincahan yang sangat baik. 2. Mess...

Memahami Kehidupan

Kadang, aku bertanya di dalam kehidupan ini... Mengapa ada kematian? Mengapa ada kelahiran? Mengapa ada duka? Mengapa ada suka? Mengapa ada perpisahan? Mengapa ada pertemuan? Mengapa ada kepunahan? Mengapa ada hal-hal baru? Dan mengapa-mengapa yang lainnya? Aku terus mencari jawab soal itu... Lewat bacaan, ilmu pengetahuan, percakapan... Bahkan lewat pengalaman hidup itu sendiri... Namun, semakin aku mencari... Semakin aku makin tidak mengerti... Bahkan semakin aku terlihat bodoh... Bukan karena aku tidak tahu... Melainkan karena aku semakin tahu... Mungkin benar kata pepatah kuno... Kosong adalah isi, dan isi adalah kosong... Semakin kita mencari, semakin kita tidak mengetahui... Mengapa harus terjadi demikian? Bukankah semakin kita mencari, semakin kita mengetahui? Apakah ini yang disebut dengan "misteri kehidupan"? Atau apakah ini yang disebut dengan "kejamnya hidup"? Atau mungkin, ini disebabkan oleh pemahaman kita yang sangat kura...