Langsung ke konten utama

Tak Terbalas

Ah, sudah hampir empat tahun sejak peristiwa itu
Namun, masih saja perasaan itu muncul di hati ini
Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk lari dari perasaan itu
Tapi apa boleh dikata, aku belum bisa sepenuhnya move on

Mungkin memang semua ini salahku
Aku terlalu banyak berharap untuk memiliki perasaanmu saat itu
Namun, apa boleh dikata
Kamu menolakku, dan lebih memilih orang lain

Aku bisa menerima keputusanmu saat itu
Walaupun aku juga tidak bisa menyembunyikan rasa kesal atas hal tersebut
Aku juga sadar akan keadaan diriku pada saat itu
Masih terlalu kecil, tidak berpengalaman, dan masih sangar kekanak-kanakan

Entah kenapa perasaan itu kembali muncul
Aku kembali melihat dirimu sama seperti waktu pertama kali aku mengenalmu
Lugu, menarik, kritis, dan memiliki gesture yang baik
Walaupun, kita sudah tidak semuda waktu pertama kita bertemu

Aku tahu, sekarang kamu sudah ada yang punya
Namun, aku juga tidak bisa menahan perasaan yang mulai sering muncul ini
Apakah aku harus menunggu?
Kalau ya, apakah yang harus kutunggu? Menunggumu berpaling kepadaku? Naif!

Ah, mungkin memang aku harus sedikit mempercayai pepatah kuno
"Kalau jodoh, ya mau bagaimana lagi"
Mungkin, cuma pepatan itu yang dapat meringankan perasaanku saat ini
Perasaan luka, dan keinginan untuk menjalin suatu relasi khusus denganmu, namun tak terbalas


Bekasi, 10 Desember 2014
11. 50 pm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Mereka yang sedang Berjuang

Untuk kalian yang sedang berjuang, entah apapun yang kalian perjuangkan Semoga perjuangan kalian tidak berakhir sia-sia karena kehilangan pamor Semoga motivasi perjuangan kalian berasal dari hati yang terdalam Bukan karena hanya "efek latah" maupun karena ego pribadi Melainkan atas dasar kemanusiaan yang telah lama hilang dari peradaban ini Untuk kalian yang sedang berjuang, entah apapun yang kalian perjuangkan Semoga perjuangan kalian menghasilkan persatuan, bukan perpecahan Semoga apa yang kalian perjuangkan pun bukan membuat kita semakin tercerai-berai Namun semakin menyadari bahwa perbedaan adalah cara kita untuk semakin bersatu Serta semakin mengenal satu dengan yang lainnya sebagai sesama "orang merdeka" Untuk kalian yang sedang berjuang, entah apapun yang kalian perjuangkan Semoga perjuangan kalian semakin menyadarkan semua orang akan kebinatangan manusia Yang semakin hari semakin menjadi-jadi, dan semakin sulit dikendalikan Semoga agenda p...

Beberapa pesawat terbaik dari era Perang Dunia II

Perang Dunia II adalah sebuah perang yang menjadi perang yang mulai memakai senjata-senjata terbarukan, khususnya pesawat tempur yang sangat membatu peran para negara-negara baik itu negara penjajah ataupun negara pembebas dalam menghancurkan sasaran dan membantu gerak pasukan darat. Berikut ini adalah beberapa pesawat terbaik dan tercanggih dari era Perang Dunia II 1. P-51 Mustang Pesawat pemburu buatan North American Aviation ini adalah sebuah pesawat buatan Amerika yang tidak hanya dipakai oleh AU Amerika, tetapi juga dipakai oleh AU negara-negara sekutu (termasuk Inggris) untuk menghadapi kekuatan AU Jerman yang waktu itu diperkuat oleh pesawat pemburu berteknologi tinggi Messerschmitt Me-109G dan pembom tukik Junkers Stuka. Pesawat ini juga digunakan oleh negara pembuatnya untuk menghadapi pesawat AU Jepang yang paling terkenal yaitu Mitsubishi A6M1 "Zero" yang walaupun persenjataannya kurang baik, tetapi memiliki kecepatan serta kelincahan yang sangat baik. 2. Mess...

Apa Maksudnya?

Ah... Sudah sekian lama aku menutup segala kemungkinan itu... Sebab, "kegagalan" itu cukup membebani sampai saat ini... "Mengapa aku terlalu tergesa-gesa? Mengapa aku "dibutakan?" "Mengapa aku terlena dengan perasaan itu, dan mengizinkannya mengontrol diriku?" Begitu pertanyaan yang terus terngiang di kepalaku... Bodoh, sangat bodoh! Seandainya pada waktu itu aku memutuskan untuk tidak.... Ah sudahlah, bubur sudah terlanjur dipesan dan dimakan, bahkan sudah dibayar pula... Segalanya sudah terjadi, dan berakhir.... Kalau kata orang, berujung pada kegagalan... Sudah cukup lama sejak "kegagalan" itu, aku terus berusaha untuk menata diri... Menggapai kembali cita-cita yang sempat tertunda... Menajamkan arah dan tujuan hidup.... Sambil terus berupaya untuk menjauhkan diri dan melupakan segala perasaan-perasaan... yang bisa saja membuatku "jatuh" pada hal yang sama... "Ah, mungkin memang aku ditakdirkan untuk hi...