Langsung ke konten utama

Untuk Mereka


Untuk mereka...
Aku berterima kasih karena mereka telah hadir dalam siklus hidup ini...
Aku bersyukur karena mereka telah memberi warna dalam hari-hariku...
Aku tidak tahu apa jadinya, kalau tidak ada mereka yang mengisi dinamika kehidupanku...
Aku juga tidak tahu apa jadinya, kalau mereka semua tidak hadir dalam kehidupanku...

Untuk mereka...
Aku berterima kasih karena telah membenci ataupun menyayangiku...
Aku bersyukur karena mereka telah melakukan hal tersebut kepadaku...
Aku tidak tahu apa jadinya diriku, kalau mereka tidak membenciku...
Aku juga tidak tahu apa jadinya diriku, kalau mereka tidak menyayangiku...

Utuk mereka...
Aku berterima kasih karena mereka telah memberitahuku apa rasanya mencintai dan dicintai...
Aku berterima kasih juga karena mereka telah memberitahuku apa rasanya membenci dan dibenci...
Aku tidak tahu apa jadinya hidupku tanpa adanya perasaan-perasaan tersebut...
Aku juga tidak tahu apa jadinya hidupku, kalau mereka tidak mengizinkanku mengalami perasaan-perasaan tersebut...

Untuk mereka...
Aku hanya berharap yang terbaik untuk mereka semua...
Aku hanya ingin melihat mereka semua bahagia dalam kehidupan mereka masing-masing...
Aku tidak ingin melihat ada yang berduka dan terbeban dalam kehidupan mereka...
Aku mau membuat mereka bangga atas diri mereka, dan apa yang telah mereka lakukan...

Untuk mereka...
Mungkin ini semua terdengar seperti sebuah mimpi belaka...
Mungkin saja keadaan inilah yang disebut keadaan utopis, yang tidak akan pernah tercapai...
Mungkin saja keadaan ini bisa tercapai, walaupun sepertinya sangat tidak mungkin...
Tapi untuk mereka, aku mau mengorbankan diriku untuk mewujudkan keadaan tersebut...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Mereka yang sedang Berjuang

Untuk kalian yang sedang berjuang, entah apapun yang kalian perjuangkan Semoga perjuangan kalian tidak berakhir sia-sia karena kehilangan pamor Semoga motivasi perjuangan kalian berasal dari hati yang terdalam Bukan karena hanya "efek latah" maupun karena ego pribadi Melainkan atas dasar kemanusiaan yang telah lama hilang dari peradaban ini Untuk kalian yang sedang berjuang, entah apapun yang kalian perjuangkan Semoga perjuangan kalian menghasilkan persatuan, bukan perpecahan Semoga apa yang kalian perjuangkan pun bukan membuat kita semakin tercerai-berai Namun semakin menyadari bahwa perbedaan adalah cara kita untuk semakin bersatu Serta semakin mengenal satu dengan yang lainnya sebagai sesama "orang merdeka" Untuk kalian yang sedang berjuang, entah apapun yang kalian perjuangkan Semoga perjuangan kalian semakin menyadarkan semua orang akan kebinatangan manusia Yang semakin hari semakin menjadi-jadi, dan semakin sulit dikendalikan Semoga agenda p...

Beberapa pesawat terbaik dari era Perang Dunia II

Perang Dunia II adalah sebuah perang yang menjadi perang yang mulai memakai senjata-senjata terbarukan, khususnya pesawat tempur yang sangat membatu peran para negara-negara baik itu negara penjajah ataupun negara pembebas dalam menghancurkan sasaran dan membantu gerak pasukan darat. Berikut ini adalah beberapa pesawat terbaik dan tercanggih dari era Perang Dunia II 1. P-51 Mustang Pesawat pemburu buatan North American Aviation ini adalah sebuah pesawat buatan Amerika yang tidak hanya dipakai oleh AU Amerika, tetapi juga dipakai oleh AU negara-negara sekutu (termasuk Inggris) untuk menghadapi kekuatan AU Jerman yang waktu itu diperkuat oleh pesawat pemburu berteknologi tinggi Messerschmitt Me-109G dan pembom tukik Junkers Stuka. Pesawat ini juga digunakan oleh negara pembuatnya untuk menghadapi pesawat AU Jepang yang paling terkenal yaitu Mitsubishi A6M1 "Zero" yang walaupun persenjataannya kurang baik, tetapi memiliki kecepatan serta kelincahan yang sangat baik. 2. Mess...

Apa Maksudnya?

Ah... Sudah sekian lama aku menutup segala kemungkinan itu... Sebab, "kegagalan" itu cukup membebani sampai saat ini... "Mengapa aku terlalu tergesa-gesa? Mengapa aku "dibutakan?" "Mengapa aku terlena dengan perasaan itu, dan mengizinkannya mengontrol diriku?" Begitu pertanyaan yang terus terngiang di kepalaku... Bodoh, sangat bodoh! Seandainya pada waktu itu aku memutuskan untuk tidak.... Ah sudahlah, bubur sudah terlanjur dipesan dan dimakan, bahkan sudah dibayar pula... Segalanya sudah terjadi, dan berakhir.... Kalau kata orang, berujung pada kegagalan... Sudah cukup lama sejak "kegagalan" itu, aku terus berusaha untuk menata diri... Menggapai kembali cita-cita yang sempat tertunda... Menajamkan arah dan tujuan hidup.... Sambil terus berupaya untuk menjauhkan diri dan melupakan segala perasaan-perasaan... yang bisa saja membuatku "jatuh" pada hal yang sama... "Ah, mungkin memang aku ditakdirkan untuk hi...